Sunday, February 28, 2016

Belajar Investasi Saham 2 : Profil Risiko

Sebelum kita memutuskan untuk berinvestasi di pasar saham kita harus mengenali profil risiko kita. Profil risiko masing-masing orang berbeda-beda, ada yang sangat berani mengambil risiko (risk takers) atau yang cenderung tidak berani mengambil risiko/menghindari risiko (risk averse).

Bagaimana kita mengenali risiko kita? Tentunya kita sendiri yang bisa mengukurnya. Sebagai ilustrasi misalkan kita mempunyai uang Rp10.000.000 dan kita investasikan semuanya dalam bentuk saham. Risiko kita membeli saham tentunya bisa saja saham kita turun nilai pasarnya sehingga jika kita jual saham tersebut tentunya kerugian yang kita alami, bahkan kita bisa kehilangan nilai investasi kita jika saham yang kita beli tersebut di-delisting (dikeluarkan dari bursa alias tidak lagi diperdagangkan di bursa). Nah, kecenderungan tiap-tiap orang dalam menghadapi risiko tentunya berbeda-beda. Misalkan dalam kasus di atas kita nggak masalah jika nilai investasi kita turun 30% dari nominal yang kita keluarkan saat investasi awal, atau kita nggak mempermasalahkan jika sekali pun uang yang diinvestasikan hilang sama sekali, maka semakin besar kita menoleransi batas kerugian kita maka semakin besar kecenderungan kita sebagai risk takers. Tapi ingat prinsip High Risk High Return, artinya suatu investasi yang berisiko tinggi pasti juga punya peluang untuk memberikan imbal hasil yang tinggi pula.

Kemampuan kita dalam mengenali secara benar profil risiko kita adalah salah satu langkah awal agar kita nantinya tidak stres, shock, atau bahkan 'gila' karena sangat dinamisnya pasar saham dan menentukan langkah kita tentang berapa nominal uang yang kita investasikan di pasar modal, saham jenis apa saja yang sebaiknya saya beli seuai dengan profil risiko saya, dan berapa lama sebaiknya saya memegang suatu saham, bagaimana hal-hal yang harus saya lakukan saat pasar sedang bearish (tren menurun harga-harga saham) ataupun saat pasar sedang bullish (tren naiknya harga-harga saham).

Kenali dulu profil risikomu dengan benar, menjadikan investasi di pasar saham akan lebih tenang dan menyenangkan.

Saturday, February 27, 2016

Belajar Investasi Saham 1 : Introduction

Ketika kita melihat berita di TV yang menayangkan tentang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia yang terus naik mengikuti tren global pastinya kita sebagai orang awam hanya bertanya-tanya, emangnya ada efeknya sama gue, emangnya kalau IHSG naik gue akan tambah kaya, emangnya kalau IHSG naik Indonesia akan semakin sejahtera?

Pertanyaan-pertanyaan itu wajar dan lumrah bagi kita yang belum tahu apa itu saham, bagaimana cara investasinya, terus apa kaitannya dengan IHSG, bla bla bla... dengan segala tetak bengeknya. Nah, berinvestasi di pasar modal Indonesia bisa dilakukan oleh setiap orang, nggak harus punya sertifikasi manajer investasi untuk mulai berinvestasi, nggak harus punya background pendidikan ekonomi ataupun pengetahuan yang outstanding tentang saham untuk bisa mencicip manfaat dari investasi saham, dan tidak harus jadi jutawan dulu untuk bisa membeli saham. So, intinya berinvestasi saham adalah hal yang mudah dan menjanjikan tentunya.

Berinvestasi saham tentunya tidak bisa kita bicara tentang jaminan maupun kontinyuitas pendapatan perbulannya, oleh karena itu kita sebelum berinvestasi saham harus mengerti dahulu apa sih sebenarnya saham itu, apa sih risikonya, dan bagaimana prinsip-prinsip investasi saham yang benar, bagaimana sih kondisi psikologis yang harus kita miliki sebagai investor agar kita tidak gampang panik dan pada akhirnya menjadi investor yang sukses. OK, pada tulisan-tulisan saya selanjutnya, saya akan membahas segala sesuatu tentang saham dengan bahasa yang membumi dan sekiranya mudah dipahami oleh pembaca sekalipun tidak punya background pendidikan ekonomi.

Hari gini nggak tahu investasi saham, lebih baik loe kembali ke zaman majapahit saja lah, pinjam pintu doraemon, hehe.... (sorry just kidding).